Jalur News. Tanjungpinang – Pelabuhan penyeberangan dari Tanjungpinang ke Pulau penyengat sangatlah memprihatinkan, terlihat
dari segi fisik terlihat sudah tidak layak untuk di pergunakan lagi.
Dari pantauan di lapangan, pelabuhan yang menuju pulau yang sangat bersejarah tersebut sangat memprihatinkan di karenakan bangunan yang sangat tua itu terlihat tidak tersentuh sama sekali oleh pemerintah daerah.
Awaludin Direktur BUP yang juga anak asli pulau penyengat sangat menyayangkan, kondisi Pelabuhan tersebut yang masih layak digunakan.
“Saya sangat prihatin melihat pelabuhan tersebut, takutnya terjadi sesuatu yang tidak di inginkan, di karenakan pelabuhan itu sudah sangat tidak layak lagi,”ungkapnya.
Awaludin melalui BUP ( Badan Usaha Pelabuhan ) Provinsi Kepri berinisiatif untuk mengalihkan pelabuhan ( Pelantar Kuning ) tersebut ke pelabuhan Kuala Riau yang nyaman bagi penambang dan pengguna pelabuhan penyeberangan tersebut dengan seluruh fasilitas termasuk Luasnya lahan parkir baik itu untuk motor ataupun mobil, ruang tunggu yang bagus serta toilet.
Setelah berkoordinasi kepada pihak Pemko Tanjungpunang dan Dishub Provinsi. akhirnya Awaludin ( BUP ) melakukan beberapa kali pertemuan kepada pihak Penambang dan mensosialisasikan kepada warga Pulau Penyengat dan mendapat Response dan dukungan yang sangat baik, dari penambang maupun dari warga.
Namun setelah penetapan Tangga 10 Desember, untuk peralihan pelabuhan tersebut, timbul gejolak, di karenakan penambang tidak ingin menggunakan Pelantar Kuala Riau tersebut, dan masih menggunakan Pelantar kuning.
“Kita sangat menyayangkan hal ini terjadi, karena seharusnya penambang dan warga Pulau Penyengat harus mendukung kinerja Anak kampung yang perduli terhadap kampungnya bukan sebaliknya, inikan demi orang banyak dan penambang tidak ada yang di rugikan, kalau nanti terjadi sesuatu di pelabuhan pelantar kuning yang sudah tidak layak ini, siapa yang harus bertanggung jawab dan berharap para penambang tidak terprovokasi dari pihak pihak yang tidak bertanggung jawab,” ujar Warga Pulau penyengat tidak ingin disebutkan namanya. (* HS )