Pelaksanaan Vaksin Covid -19 di AS Berjalan Lamban

Editor: Ara Cantika

JALURNEWS.COM, Jakarta – Vaksinasi Virus Corona di AS berlangsung lamban. Pada bulan Desember, pemerintahan Presiden Donald Trump yang akan berakhir masa jabatannya memperkirakan 20 juta orang akan disuntik pada akhir tahun.

Tetapi menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) hingga Rabu, hanya 12,4 juta dosis yang telah didistribusikan secara nasional. Badan tersebut mengatakan 2,6 juta orang sudah mendapat suntikan di lengan mereka, meskipun mungkin ada keterlambatan dalam pelaporan.

Trump dalam beberapa pekan terakhir tidak banyak berbicara tentang masalah ini dengan memusatkan perhatian pada klaim yang tidak didukung bahwa ia ditipu untuk masa jabatan keduanya di Gedung Putih. Tapi ia membahas lambannya vaksinasi di Twitter, dengan mengatakan, “Pemerintah Federal telah mendistribusikan vaksin ke negara bagian. Sekarang terserah negara bagian untuk mengelola. Cepat bergerak! “

Banyak masalah muncul, termasuk kurangnya dana untuk mengelola vaksinasi dan publikasi ketersediaan vaksin itu di beberapa komunitas. Setiap negara bagian memutuskan sendiri siapa yang harus divaksinasi terlebih dahulu, meskipun pekerja layanan kesehatan dan lansia yang tinggal di panti jompo umumnya mendapat prioritas.

Pejabat kesehatan di negara bagian Midwestern Wisconsin mengungkapkan keterkejutan mereka atas tindakan seorang pekerja di sebuah rumah sakit di luar kota terbesar negara bagian itu, Milwaukee. Karyawan tersebut, kata pejabat, mengaku sengaja merusak lebih dari 500 dosis vaksin virus corona dengan mengeluarkan 57 botol kecil dari lemari es apotek.

Pekerja itu segera dipecat, dan petugas penegak hukum sedang menyelidiki insiden tersebut.

Nancy Messonnier, direktur Pusat Nasional untuk Imunisasi dan Penyakit Pernafasan CDC, mengatakan kepada wartawan, vaksinasi akan meningkat minggu depan, tetapi Rabu ia mengakui, “Kita selalu memperkirakan dan bersiap menghadapi hambatan.”

“Kita perlu ingat bahwa ini adalah vaksin baru pada platform baru dengan persyaratan penyimpanan, penanganan dan vaksinasi yang agak rumit ,” katanya.

Pejabat kesehatan di negara bagian California Barat mengatakan seorang pasien di sana telah terinfeksi varian virus corona yang pertama kali terdeteksi di Inggris, dan kemungkinan lebih banyak kasus akan ditemukan di Amerika.

Sumber: VOA Indonesia

Berita Terkait