Covax Kirim 600 Ribu Dosis ke Ghana untuk Pertama Kalinya

Editor: Ara Cantika
Covax kirim vaksin ke Ghana | Foto: Istimewa

JALURNEWS.COM, Jakarta – Sebanyak 600.000 dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca-Oxford University dikemas di India pada Selasa 23/2/2021 malam.

COVAX, program internasional terkait kesetaraan vaksin, mengirimkan ke 600 ribu dosis itu ke Ghana pada Rabu (24/2/2021) pagi. Itu merupakan yang pertama dari 2 miliar dosis yang dijanjikan tahun ini untuk diberikan secara global terlepas dari tingkat pendapatan masing-masing negara.

Ini adalah “momen bersejarah,” kata Direktur Eksekutif UNICEF Henrietta Fore, seraya menambahkan ini adalah upaya pemenuhan janji bahwa “masyarakat dari negara-negara yang kurang mampu tidak akan diabaikan.”

Tetapi ini lebih dari sekedar pemenuhan janji itu, kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. “Ini bukan isu bantuan amal semata. Ini masalah epidemiologi. Kecuali, jika kita mengakhiri pandemi di setiap pelosok dunia, kita belum berhasil mengakhiri pandemi ini.”

Varian baru yang berbahaya dapat muncul di tempat di mana wabah virus corona itu menyebar. Sebuah varian yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan telah melemahkan vaksin.

Kelompok negara berpenghasilan tinggi G7 berkomitmen untuk memberikan bantuan senilai 4,3 miliar dolar bagi pengadaan vaksin, pengetesan, dan perawatan COVID-19.

Presiden Joe Biden telah bergabung kembali dengan program tersebut, dan membalikkan kebijakan dari pendahulunya, Donald Trump.

“Amerika Serikat menjanjikan dua miliar dolar untuk COVAX, dengan janji tambahan senilai dua miliar dolar lagi untuk mendesak negara lain ikut berprakarsa,” kata Biden.

Akan tetapi program itu masih kekurangan dana sebesar 23 miliar dolar. Selain itu, COVAX bersaing dengan beberapa negara lain mendapatkan pasokan vaksin yang langka, kata kepala unit kesehatan Komite Penyelamatan Internasional Mesfin Tessema.

Menurut Tedros, beberapa negara kaya tidak sabar dan menerobos antrean pembagian vaksin, serta membuat transaksi dengan perusahaan farmasi, sehingga memperlemah usaha COVAX.

Dosis pertama COVAX mulai tiba di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, namun para ahli akan butuh waktu berbulan-bulan sebelum negara-negara ini mampu menyusul negara-negara maju dalam hal pengadaan vaksin

Berita Terkait