Korea Utara Serukan Kampanye Bantuan di Daerah yang Dilanda Hujan

Editor: Nike
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un | Foto: reuters

JALURNEWS.COM, Jakarta – Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah memobilisasi militer untuk melakukan pekerjaan bantuan di daerah-daerah yang baru-baru ini dilanda hujan lebat, kata media pemerintah pada hari Minggu (8/8), di tengah kekhawatiran atas krisis ekonomi dan kekurangan pangan.

Komisi Militer Pusat Partai Pekerja yang berkuasa mengadakan pertemuan cabangnya di provinsi timur Hamgyong Selatan untuk membahas kerusakan dan pemulihan dari hujan lebat yang mengakibatkan banjir, kata kantor berita resmi KCNA.

Kim tidak menghadiri pertemuan itu tetapi pejabat partai menyampaikan pesannya bahwa militer harus memulai kampanye bantuan dan menyediakan pasokan yang diperlukan di wilayah tersebut, kata KCNA.

“Juga ditekankan bahwa dia menyerukan kebangkitan dan membangkitkan pejabat (partai) … untuk melancarkan kampanye pemulihan dengan terampil dan pantang menyerah,” kata KCNA.

KCNA tidak merinci tingkat kerusakan akibat hujan tetapi mengatakan komisi militer mengeksplorasi langkah-langkah darurat untuk membangun kembali daerah yang dilanda bencana, menstabilkan kehidupan masyarakat, mencegah virus Corona dan meminimalkan kerusakan tanaman.

Pertemuan itu terjadi di tengah kekhawatiran atas krisis dalam ekonomi tertutup yang telah dirundung sanksi internasional, yang bertujuan untuk mengekang program nuklir dan senjatanya.

Kim mengatakan pada bulan Juni bahwa negara itu menghadapi situasi pangan yang “tegang”, mengutip pandemi virus Corona dan topan tahun lalu, dan baru-baru ini bank sentral Korea Selatan mengatakan ekonomi Korea Utara mengalami kontraksi terbesar dalam 23 tahun pada tahun 2020.

Korea Utara belum mengkonfirmasi kasus COVID-19 tetapi menutup perbatasan, menghentikan perdagangan dan memberlakukan tindakan pencegahan yang ketat, melihat pandemi sebagai masalah kelangsungan hidup nasional.

Anggota parlemen Korea Selatan mengatakan pekan lalu bahwa Korea Utara membutuhkan sekitar 1 juta ton beras, dengan cadangan militer dan darurat habis.

(CNN Indonesia)

Berita Terkait