JALURNEWS.COM, Karo – Keluhan warga Dusun Sidodadi Desa Tanjung Pamah Kecamatan Mardinding, Kabupaten Karo terkait usulan mereka untuk mendapat aliran listrik PLN. Usulan ini sudah disampaikan sejak Tahun 2018. Sampai detik ini belum mendapatkan respon dari pihak terkait. Sidodadi adalah salah satu dusun di Desa Tanjung Pamah yang terletak di Kecamatan Mardinding, Kabupaten Karo. Sejak ada dusun ini, warga setempat tidak pernah merasakan penerangan dari PLN.
Padahal, jarak dari dusun yang sudah dialiri PLN tidaklah jauh ke Dusun Sidodadi, kurang lebih 1 (satu) km saja.
Di Dusun Sidodadi terdapat sebuah masjid yang berdiri kokoh. Namun, miris memang, masjid ini tidak pernah menikmati aliran listrik dari PLN; baik untuk pengeras suara maupun penerangan.
Di bulan Agustus sudah beberapa kali media jalurnews.com menaikan berita terkait masalah ini, tapi sampai saat ini tidak mendapatkan respon apa-apa dari pihak terkait.
Untuk mengingatkan kembali, di Tahun 2018 warga Dusun Sidodadi ini pernah melakukan pengusulan pemasukan PLN melalui seorang oknum cek meteran PLN berinisial RP warga Desa Buluh Pancur Kecamatan Lau Baleng, Kabupaten Karo. Atas pengusulan tersebut, RP meminta uang pemasangan.
Warga mengumpulkan uang sebanyak Rp 14.000.000 (empat belas juta rupiah) sebagai uang muka, diserahkan ke RP. Menurut keterangan warga, kwintansi pembayaran uang tersebut berserta foto masih ada pada warga. Namun, sampai berita ini kembali dikirim ke redaksi, penerangan dari PLN belum juga masuk.
Cuma tiang yang sudah berdiri dan ada yang tergeletak.
Media kembali menyambangi Dusun Sidodadi kemarin Selasa (31/8/2021) di malam hari. Warga Dusun Sidodadi berharap kepada pihak terkait, khususnya Pemkab Karo, untuk membantu pemasukan aliran listrik PLN ke kampung mereka.
“Warga sangat membutuhkannya karena tiap malam anak didik mereka harus menggunakan lampu teplok untuk belajar. Apa lagi di masa Pandemi seperti ini mereka sangat membutuhkan penerangan dari PLN,” kata seorang warga yang dituakan di dusun itu, Miswanto.
Seorang warga lainnya menambahkan, jika memang tidak mampu untuk memasukkan aliran listrik PLN ke kampung mereka, pulangkan saja uang mereka.
“Biar kami cari yang bisa mengurus ketimbang kami menerima janji-janji saja. Padahal janji awal cuma 6 (enam) bulan saja menunggu,” ucapnya kepada media.
(Edy.S.G)
