Kepala BRIN: Indonesia Kerja Sama Bangun Bandara Antariksa di Morotai

Editor: Redaksi

JALURNEWS.COM, JAKARTA – Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan pihaknya akan melakukan mitra dengan konsorsium swasta untuk membangun bandara antariksa.

Pembangunan bandara antariksa ini menjadi salah satu syarat agar BRIN bisa memulai pembangunan roket pengorbit satelit.

Pembangunan roket sendiri bisa dilakukan setelah dua syarat terpenuhi, yakni kesiapan lahan untuk membangun bandara antariksa serta investor untuk memulai pembangunan tersebut.

“Kita akan bermitra dengan konsorsium swasta. Bandara ini nantinya bukan sekadar fasilitas negara untuk riset, tetapi juga untuk bisnis peluncuran satelit,” terang dia dalam keterangan tertulisnya, Senin (27/9/2021).

Saat ini, kata dia, ada beberapa konsorsium yang menyatakan minat untuk bermitra dengan BRIN. Meski begitu dia belum bisa menyampaikan dengan rinci pihak mana saja yang hendak bermitra untuk pembangunan bandara antariksa.

Dalam kesempatan itu, Handoko juga menyinggung soal posisi Indonesia yang memang menguntungkan secara geografis untuk peluncuran satelit. Hal ini berkaitan dengan potensi penghematan bahan bakar karena posisi geografis Indonesia.

“Indonesia berharap memiliki kemandirian dalam meluncurkan satelit untuk komunikasi, surveilans, mitigasi perubahan iklim, mitigasi bencana, dan sebagainya,” imbuh dia.

Dalam kesempatan itu, Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN Erna Sri Adiningsih juga menyinggung soal komunikasi Space X dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang saat ini berganti menjadi BRIN.

Komunikasi itu kata dia tidak berkaitan dengan pembangunan antariksa.”Space X saat itu membantu memetakan lokasi penerbangan penumpang komersial antarbenua dengan menggunakan roket agar lebih hemat energi dan waktu dibandingkan jika menggunakan pesawat,” terangnya.

BRIN menyampaikan Morotai adalah salah satu dari beberapa lokasi lainnya yang dipilih sebagai alternatif lokasi bandara roket pengorbit satelit.

“Biak bukan satu-satunya lokasi ideal dan BRIN belum investasi apapun. Saat ini, BRIN masih melakukan evaluasi terhadap perencanaan awal. Kajian serupa juga sudah dilakukan di beberapa lokasi lainnya,” tandasnya.

Berita Terkait