Kajian Potensi, Perwako hingga BLUD, DLHK Pekanbaru Paparkan Program Pembenahan Tata Kelola Sampah

Editor: Redaksi

JALURNEWS.COM, PEKANBARU – Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Pekanbaru bersiap memacu pembenahan pengelolaan sampah kota Pekanbaru. Setidaknya ada tiga program utama yang dirancang untuk mencapai pengelolaan sampah kota Pekanbaru yang lebih profesional dan terukur secara target dan pencapaian kedepan.

Diantaranya, kajian potensi Pendapatan Asli Daerah dari sektor sampah, Perwako kerjasama pengelolaan mandiri dan pengurus lingkungan serta Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD) retribusi sampah. Sebagaimana disampaikan Kepala DLHK Pemko Pekanbaru, Hendra Afriadi, saat ditemui di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) 2 Muara Fajar, pada Kamis (09/12/22).

“Saat ini DLHK tengah bersiap menjalankan program tahun 2023 untuk membenahi sistem kelola sampah yang lebih baik. Kita tengah mempersiapkan sistem tata kelola sampah yang dapat berjalan secara sistematis dan lancar. Dan yang paling utama, tata kelola sampah ini harus melibatkan peran serta dan kesadaran warga Pekanbaru. Edukasi, bimbingan dan penyuluhan secara berkelanjutan akan menjadi program untuk tetap menjaga serta memacu kesadaran warga atas usaha kita menjaga kebersihan kota Pekanbaru.

Hendra menyebutkan, saat ini produksi sampah warga Pekanbaru mencapai 900 hingga 1000 ton perhari. Yang terbagi dari tiga zonasi. Zona 1 dan 2 yang mencakup 12 kecamatan menghasilkan sekitar 600 – 900 ton perhari dan zona 3 dari 3 kecamatan menyumbang 100 hingga 200 ton perhari.

“Zona 1 dan 2 ini yang pengangkutannya ditangani pihak ketiga, sementara zona 3 ditangani langsung oleh tim DLHK (Pekanbaru-red),” ucap Hendra Afriadi.

Hendra mengutip target pengurangan sampah secara nasional di kisaran 30 persen yang mencapai pembuangan akhir. Dan untuk Pekanbaru memang saat ini angkanya masih di 10 hingga 15 persen. Pengurangan ini melalui pemilahan sampah, sistem daur ulang, bank sampah hingga pemanfaatan sampah untuk kompos. Yang saat ini cukup berhasil menjaga angka pengurangan sampah yang mencapai TPA 2 Muara Fajar Pekanbaru.

Sementara untuk retribusi sampah, Saat ini ada sekitar 202 kategori jenis tarif sampah yang bervariasi. Mulai dari 8 ribu rupiah hingga tarif 5 juta rupiah.

“Kedepan kehadiran BLUD retribusi sampah nantinya akan mengubah retribusi menjadi tarif layanan,” pungkasnya.

Disisi lain program DLHK Pekanbaru untuk tahun 2023 masih akan terus melakukan pembenahan pengelolaan sampah mandiri, menggiatkan atau mengaktifkan TPS3R di empat kecamatan, pewadahan tempat tinggal dan tempat usaha, serta penertiban pembuangan sampah di waktu yang telah ditentukan.

Hendra menambahkan DLHK kota Pekanbaru juga mendapat kepercayaan menerima CSR dari PLN Persero untuk ujicoba penelitian dan pengembangan pengelolaan sampah menjadi bahan baku jumputan padat. Saat ini tengah berjalan dan menunggu hasil lab untuk mengetahui kandungannya.

“DLHK Pemko Pekanbaru untuk tahun anggaran 2023 akan memacu pembenahan, perbaikan, penertiban tata kelola sampah dari hilir hingga ke hulu. Termasuk juga pemanfaatan teknologi hijau dalam penanganan polusi aroma tidak sedap dan penanganan air limbah dengan teknologi terbarukan yang ramah lingkungan sebelum dikembalikan ke sungai,” papar Hendra.

DLHK Pemko Pekanbaru juga telah mengajukan proses pembebasan lahan untuk TPA 2 lanjutan yang masuk dalam anggaran di tahun 2023. (***)

 
Jadi Lokasi Penelitian, TPA Muara Fajar 2 Sukses Produksi Perdana 70 Kg Produk Bahan Baku Jumputan Padat

Pekanbaru : TPA Muara Fajar 2 yang menjadi lokasi penelitian dan pengembangan pengelolaan sampah menjadi bahan baku jumputan padat untuk Co-firing PLTU Tenayan Raya akhirnya sukses memproduksi 70 kg bahan baku jumputan pada dari 150 ton sampah organik.

Ujicoba atau penelitian ini merupakan kerjasama Pemerintah Kota Pekanbaru melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan dan PT PLN (Persero). Produk yang dihasilkan akan digunakan untuk untuk Co-firing PLTU Tenayan Raya.

“Kita mendapat kepercayaan menerima bantuan hibah CSR PLN Persero dengan PJB – Operator PLTU Tenayan Raya, nilai hibah untuk peralatan dan operasional selama ujicoba atau penelitian sekitar senilai 600 juta rupiah ditambah hibah travo untuk penambahan daya di TPA selama ujicoba menggenapkan hibah yang diterima DLHK Pekanbaru sekitar 750 juta rupiah,” Sebagaimana disampaikan Kepala DLHK Pemko Pekanbaru, Hendra Afriadi, saat ditemui di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) 2 Muara Fajar, pada Kamis (09/12/22). 

Dari 15 ton sampah organik menghasilkan 70 kg yang selanjutnya diuji ke lab untuk menguji kadar kalori. Jika sudah memenuhi kalori diatas 2000. Selanjutnya akan dicoba lagi untuk pemilihan sampah organik yang lebih spesifik, seperti ranting, daun dan sayur mayur yang dipercaya akan meningkatkan kandungan kalori produk bahan baku jumputan padat, jelas Hendra.

“Hal ini, tentunya akan diupayakan untuk memaksimalkan hasil pengolahan sampah organik menjadi bahan baku jumputan padat,” tambahnya.

Sementara menyebut alasan mengapa TPA 2 Muara Fajar dipilih dalam ujicoba dan penelitian ini. Hendra berasumsi, mungkin dikarenakan Pekanbaru masuk dalam lima besar dalam penanganan pengelolaan sampah dengan sistem pola Sanitary Landfill. Yang disebutnya cukup efektif dalam pola penanganan sampah di TPA.

Nantinya jika produk ini sudah memenuhi standar yang dibutuhkan akan digunakan sebagai bahan campuran batu bara. Dan akan diproduksi secara massal. Apabila sudah diproduksi, maka pihak Pembangkit Jawa Bali (PJB) Tenayan Raya akan membeli.
“Kedepan tentu harapannya dapat meningkatkan PAD kota Pekanbaru,” pungkasnya. (***)

Berita Terkait